Senin, 29 Oktober 2012

Lagi, Sentilan Allah.. :)


Menyambut Bulan Ramadhan, sudah sepantasnya kita prepare besar - besaran, kan yang mau dateng tamu istimewa.. :)
Mulai dari persiapan mental, jasmani, keuangan, pengetahuan, dll.

Periksa gigi,, salah satu usahaku agar bisa ibadah maksimal di Bulan Ramadhan kali ini.
Teringat percakapan dengan dokter gigi bulan kemarin di Surabaya..

dokter: pernah denger istilah gigi miring? ini geraham bungsunya tumbuh miring. coba di rontgen dulu.
Pasien: waduh, trus klo beneran miring gmn dokter?
dokter: ya, dioperasi klo mau, buat dicabut.
pasien: hah?? operasi?? klo ga dicabut dokter?
dokter: bukan operasi kayak yang difilm-film, cuma dibius lokal aj, kamu tetap sadar. Klo ga dicabut,gigi itu akan terus tumbuh, dorong gigi depannya, ini bisa menyebabkan pusing, nyeri di persendian, walaupun ga tiap waktu dia bergerak maju.
padahal klo kita makan juga ga sampe gigi geraham yang bungsu ini.
pasien: lho, trus kenapa dia harus tumbuh dokter?
dokter: Ya, ga tau juga, tanya aj sama Allah.. :)
pasien: *speechless

waktu itu sempat terpikir, "kenapa ya Allah harus buat gigi geraham bungsu, yang baru tumbuh di usia dewasa?" "ciptaan Allah di dunia ini ga ada yang ga berguna, tapi buat apa ya nih wisdom teeth??"
penuh tanda tanya besar di kepala,, ngapain juga nih gigi pake tumbuh - tumbuh segala...ckckckc

Akhirnya, aku browsing tentang gigi bungsu ini, salah satunya dapat rujukan di http://www.dentiadental.com/articles/gigi-geraham-bungsu-perlukah-dicabut/
Finally, aku memutuskan untuk mencabut gigi bungsu ini waktu di Palembang nanti.

Pergi ke dokter gigi di dekat rumah -kata ibu dan adikku bisa-, pikirku ini bukan cabut gigi biasa, tapi coba aj. Aku tunjukkan hasil rontgen, minta dicabut.
dokter: Ooo,, giginya miring ya? saya juga punya, tapi ga saya cabut, nih udah rusak.
pasien: eh?? *dokter gigi aj ga mau cabut tuh gigi bungsu.
dokter: Ini harus ke Spesialis Bedah Mulut, ke dokter Djamal ya, saya kasih surat pengantarnya.
pasien: Ya, terima kasih dok.

23 Agustus, diantar adik laki - laki, aku berangkat ke dokter gigi spesialis Bedah Mulut -yang katanya di Palembang cuma ada 3 orang-.
Lumayan agak berputar - putar juga nyari tempat praktik dokter ini, AlhamduLillaah ketemu setelah tanya penjual Gorengan. Tempat praktik dokternya nyelip diantara
perumahan dengan papan nama yang biasa, kecil, ga tinggi, ga ada lampunya. Setelah ngobrol - ngobrol dengan susternya, ternyata aku mendapati sosok seorang dokter
yang rendah hati. Suster bilang, "Iya, klo sesuai aturan, memang begitu papan nama dokter, kata dokter Djamal, klo yang pake lampu - lampu itu papan reklame."
(iya juga ya.. ^_^ )

ok, masuk ke ruang operasi. Pertama, gusi disuntik obat bius. Astaghfirullaah, pas jarum suntiknya nancep di gusi, sakitnyaaaaaa..
pipi, lidah, semua rasanya jadi lebih tebal, kaku. Ga lama kemudian, operasi pun dimulai.
Ada suara yang mirip bor, ada juga kayak bau gosong, aku merasakan dengan jelas apa yang mereka lakukan. dari bor nya nyentuh gigi sampai dokternya coba mencabut giginya
-ni proses yang paling sakit, suster memegangi kedua pipiku dari atas-
Dengan posisi mulut yang terus disuruh buka, aku cuma bisa teriak "Aaa" pendek sesekali saat peralatanya mengenai bagian yang sakit.
Dengan mulut terbuka, kepala mendongak ke atas, mulut penuh peralatan operasi, rasanya untuk bernapas pun susah.
[* Apa ini ya yang disebut di Q.S Al Qiyamah: 26-28>>“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan.
Dan dikatakan (kepadanya): “Siapakah yang dapat menyembuhkan”.Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan(dengan dunia)].
Tanganku mulai dingin. tissue yang ada di genggaman tangan ku remas sekuat tenaga.
langsung berkelebat di pikiranku, "Ya Allah inikah rasanya sakaratul maut itu?" aku mulai berpikir aneh - aneh. Tapi segera aku beristighfar, takbir, tahlil.
Ya, aku pasrahkan saja apa yang terjadi malam itu kepada Allah. Aku merasakan berkali - kali dokter berusaha menarik - narik gigi yang akarnya masih menancap.
dokter menarik lagi,, terdengar suara bor yang disertai bau gosong,, tarik lagi, suara bor lagi, teruuuuss berulang - ulang.
Dan akhirnya, Tlek! Aku bisa merasakan gigiku diangkat, dokter bilang, "Fine". AlhamduLillaah.
Kirain udah selesai operasinya, ternyataaa.. Benang melintas - lintas di bibirku. Eeugh, kayaknya lagi dijahit nih, batinku.
Kupejamkan mata, pasrahkan semuanya sama Allah.

Selesai sudah proses pencabutan gigi bungsu dan tentu saja, proses tadi bukan sakaratul maut, aku masih bisa menulis note ini,,hehe..

Kulihat, ada 5 jenis obat yang akan ditebus adikku di apotek. Aku hanya menunggu saja di mobil sambil terus menggigit kain kassa yang ditempel di atas gusi yang dioperasii, baru boleh dilepas setelah 2 jam. Saat inilah, terasa sakiiiiiiiitt sekali. ga terasa air mata mengalir begitu saja. Entahlah, mungkin ini karena pengaruh bius lokal yang sudah mulai hilang,
atau apa. yang jelas, sakitnya itu sampe buat nangis dan sensi klo diajak ngomong.

Dikesendirian itu aku mulai berpikir.
"Ya Allah, pelajaranmu datang dari hal - hal yang tak terduga. Jika operasi ini rasa sakitnya begitu hebat, hamba tidak terbayang akan adanya sakaratul maut. Proses tercabutnya nyawa manusia yang akan diawali dengan detik-detik menegangkan lagi menyakitkan. "

Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting, panasnya air mendidih di bejana. Seandainya ada mayat yang dibangkitkan dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya penghuni dunia tidak akan nyaman dengan
hidupnya dan tidak nyenyak dalam tidurnya”[1].

Kejadian ini mengingatkanku kembali tentang adanya kematian yang kita ga pernah tau kapan akan datang. Membuat diri ini lebih mudah meneteskan air mata.
"Terima kasih ya Rabb, telah menyentilku dengan sayang lewat kejadian ini. Setelah dulu aku mendapat pelajaran untuk berhijab dari jerawat, sekarang dapet pelajaran
lagi, lewat gigi.. :D"

Q.S. Yunus:57, "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)
dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."

Semoga kita termasuk orang - orang yang bisa mengambil pelajaran dari setiap hal yang menimpa kita dan mampu selalu bersyukur atas segala nikmat dari Allah.
Bisa mengunyah makanan pun itu nikmat dari Allah.. :)
*ga seperti biasanya sahur makan nasi, sahur tadi makan 1 roti = 30menit, rahang masih kaku, kadang masih ada darahnya. but, AlhamduLillaah...
Sekarang, tinggal nunggu masa penyembuhan gusinya aj.. :)

Footnote:
[1] al Maut hal. 69

 Palembang,  24 - 08- 2011
-HY-