Rabu, 20 Mei 2020

Apakah Ini Akan Berlanjut?

Bismillah

     Wah, akhirnya sampai juga di hari ke-20 Bulan Mei 2020. Ini adalah hari terakhir aku menulis dalam tantangan 20 hari menulis yang diadakan Forum Lingkar Pena Surabaya. Awalnya, aku hanya melihat gambar pengumuman dari seorang kakak kelas saat kuliah dulu yang dibagikan lewat sebuah grup whatsapp. Isinya adalah perlombaan menulis dalam blog pribadi 20 hari tanpa berhenti. Peserta langsung akan gugur jika tidak menyetorkan link tulisan sekali saja. Dari 56 orang peserta yang terdaftar, tersisa kami 33 orang yang masih bertahan hingga hari terakhir ini. Tidak ada bayangan sama sekali mau juara atau tidak. Yang harus aku lakukan adalah fokus pada diri sendiri agar tetap bisa menghasilkan satu tulisan setiap hari. Tulisan yang dibuat harus bertema Ramadan atau aktivitas di rumah saja. Tidak cukup satu atau dua paragraf, tulisan yang dibuat harus terdiri dari minimal 500 kata. Ini sangat sulit. Apalagi bagiku yang bukan penulis, tulisanku masih sangat amatir. Memang aku mempunyai blog pribadi sejak tahun 2009. Tetapi tidak aktif mengisi tulisan - tulisan di sana. 
       
Gambar Pengumuman Bersemadi dari FLP Surabaya

       Aku pernah mengikuti tes singkat setelah mendengarkan ceramah dari dr. Aisyah tentang "Apa ya Bakatku." Dari sana, aku mendapati hasil tes kecerdasan intrapersonal di nomor urut pertama, lalu linguistik dan matematika logika di nomor urut kedua. Menurut Beliau, jika seseorang yang memiliki kecerdasan intrapersonal nomor 1 lalu linguistik di urutan kedua, dia cocok menjadi penulis. Wow, apa benar aku bisa menulis? Tantangan dari FLP ini seakan menjadi wadah untuk membuktikan apa benar aku bisa menulis. Pembuktian diri ini menjadi salah satu hal yang membuatku tertarik pada program ini. 

       Setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk mendaftar kepada contact person yang tertera di poster pengumumannya. Ternyata kakak kelas yang sudah lama kukenal yang menjadi narahubungnya. Karena sudah lama kenal, aku menyapa sekaligus menyampaikan kekhawatiranku jika nanti tidak istiqomah menulis selama 20 hari. Beliau membalas, "Hehehe, dicoba dulu." Baiklah aku memantapkan hati dan berazzam mengikuti kegiatan ini. Seiring berjalannya waktu, sungguh sangat terasa menulis itu tidak mudah. Bagaimana merangkai kata demi kata untuk menjadi sebuah kalimat? Lalu bagaimana caranya merangkai kalimat - kalimat ini agar menjadi sebuah paragraf? Bagaimana membuat paragraf yang satu dengan yang lain agar nampak benang merahnya? Terakhir, bagaimana menyelipkan sebuah pesan atau hikmah di dalamnya.

      Di perjalanan menulisku ini, bagiku yang tidak terlalu banyak bicara, rasanya menyenangkan dapat meyampaikan berbagai ide, gagasan atau hanya sekedar menuliskan kembali ingatan masa lalu. Aku menemukan media lain untuk bercerita, mendapatkan aktivitas baru di pagi hari untuk mengisi waktu luang. Selama wfh, yang membuatku tidak dapat bertemu dan berkumpul bersama teman - teman, efeknya adalah kadang rasa jenuh sesekali menghampiri karena lingkungan yang setiap hari itu - itu saja. Dengan menulis, aku bisa mengabadikan memori - memori dalam pikiran yang bisa dibaca lagi ketika sudah mulai lupa. Selesai dari tantangan ini apakah aku akan tetap menulis? Bisa jadi iya, bisa jadi juga tidak. Yang jelas, aku sudah bahagia dapat menyelesaikan tantangan ini. Syukur alhamdulillah jika nanti salah satu tulisanku dapat dibukukan. Aku bisa menunjukkan hasil karyaku pada orang - orang terdekat. Nanti suatu hari, aku bisa bercerita pada anak - anak bahwa tulisanku pernah dicetak dalam sebuah buku. Amin.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-20

Surabaya, 20 Mei 2020
-HY-

Selasa, 19 Mei 2020

19 Mei 2020, Teruntuk Sahabatku

Bismillah

Mencoba membuat tulisan untuk seorang sahabat, di tanggal lahirnya. Tapi sebenarnya aku juga belum yakin, apakah dia juga menganggapku sahabat, hahaha.

Februari 2018 dan Juni 2018

       Sebagai bentuk syukur karena Allah sudah mengirimkan 2 teman baru yang baik seperti kalian di kantor. Saat itu Februari, orang pertama yg dikirim, 1 departemen. Dia adalah teman satu angkatanku saat kuliah D4. Dulu, kami sempat satu organisasi, sesama pengurus BEM di kampus. Namun, padatnya jadwal kuliah dan beda jurusan membuat kami tidak cukup akrab saat itu. Aku mendengar kabar bahwa dia lolos tes CPNS di kantorku. Orang kedua yg dikirim satu program studi, bulan Juni 2018. Aku mengenalnya hanya sebagai adik kelas 2 tahun di bawahku. Kami pernah satu organisasi di unit kerohanian Islam, tapi itu juga tidak membuat kami menjadi teman akrab. Sekarang kami bertemu kembali sebagai rekan kerja. Alhamdulillah. Nah, ini tentang rekan sebelah mejaku. Ya, kami satu ruangan di lantai 3. Awalnya, tempatku di lantai 2 tetapi saat ada 3 dosen dan karyawan baru, rapat memutuskan aku pindah ke lantai 3 bersama 1 dosen baru dan 1 karyawan baru. Begini awal pertemuan kami.

       Masih tersimpan jelas dalam ingatanku, pertama kali bertemu kembali setelah dia melanjutkan kuliah ke luar negeri adalah di musala An Nahl. Ia mengenakan pakaian merah muda, aku berpakaian serba biru dongker. Kesan pertama yang aku tangkap sangat baik, dia sedang membaca Quran. Masya Allah. Saat itu, rupanya ia sedang gelisah. Dia sudah terlanjur tanda tangan kontrak dengan universitas lain karena pengumuman diterimanya dosen baru di kampusku cukup lama. Tetapi sebenarnya dia sangat ingin bekerja di sini, almamaternya sendiri. Setelah dia berdiskusi dengan orang tua dan saudaranya, ia memutuskan pergi ke Universitas yang sudah tanda tangan kontrak tadi untuk berbicara dan meminta maaf karena hendak mengundurkan diri. Saat itu, bertepatan dengan kegiatan bakti sosial dalam rangka dies natalis kampus, aku menjadi penanggung jawabnya. Setelah aku kembali dari kegiatan baksos, kami bertemu kembali di kampus secara tidak sengaja. Alhamdulillah, drama pilihan tempat kerjanya telah usai, dia resmi bekerja di kampus kami.

       Tahun ini, 2020, berarti sudah memasuki tahun keduanya sebagai dosen. Tapi entah mengapa, kami seperti teman lama yang bertemu kembali. Aku yang memang tertutup sepertinya mudah saja bercerita apapun kepadanya. Lucunya lagi, aku dan 2 orang sahabat baruku ini adalah sesama introvert. Dan setelah tes singkat saat mendengarkan ceramah dari dr. Aisyah tentang "Apa ya Bakatku" kami bertiga memiliki kecerdasan intrapersonal yang paling dominan. Mungkin itulah sebabnya bercerita dan bertukar pikiran dengan mereka berdua sangat menyenangkan dan terasa nyaman. Pemikiran mereka berdua sangat luas dan dewasa. Aku sering takjub ketika mendengarkan pendapat mereka yang amat dalam tentang segala sesuatu. Kami bahkan punya grup percakapan bertiga sekedar untuk makan siang bersama atau membicarakan hal-hal ringan lainnya. Ah, sungguh, ketika wfh ini, momen - momen salat zuhur berjamaah dan makan siang bersama mereka sangat aku rindukan. Semoga situasi pandemi ini segera berakhir. 

       Pernah suatu ketika dia menjadi penanggung jawab sebuah kegiatan pengabdian masyarakat. Belum pernah aku melihat orang yang sangat total menyelesaikan tanggung jawabnya seperti ini. Aku bahkan merasa sedikit sedih mengetahui bahwa ia harus pulang larut malam setiap hari. Namun, di saat yang sama, tidak banyak hal yang bisa aku lakukan untuk membantu. Aku harus selalu pulang tepat waktu untuk menjemput anakku di sekolah. Sifatnya yang sangat independen, membuatnya juga tidak mudah untuk meminta bantuan dari orang lain. 

     Hari ini, dengan segenap ketulusan hati, aku berdoa agar Allah selalu melindungimu, mengabulkan semua yang terbaik untukmu serta memberikan kesehatan selalu. Di tengah situasi pandemi ini, stay safe ya kawan. Semoga engkau bahagia selalu, tidak sedih - sedih lagi. Semoga betah dan seterusnya bisa kerja di sini. Maafkan kalau kehadiranku belum bisa membawa banyak manfaat atau kadang justru menjadi ujian. Kehadiran orang-orang baik dalam hidup adalah rezeki dari Allah, yang tak ternilai harganya. Terima kasih banyak atas semuanya dan mohon maaf atas segala khilaf selama ini. Aku sungguh beruntung, mendapati 2 orang yang baik hati dan totalitas dalam bekerja sebagai teman di kantor. Menambah semangat saat akan berangkat kerja.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-19

Surabaya, 19 Mei 2020
-HY-

Senin, 18 Mei 2020

Introspeksi Diri

Bismillah
     
     Hari ke-18 tantangan menulis 20 hari tanpa henti. Rasanya aku sudah mulai bingung untuk menulis apa lagi. Ide - ide sepertinya sudah mentok. Namun sangat disayangkan jika aku harus berhenti di sini. Tinggal sedikit lagi, maka ini semua akan selesai. Di situasi seperti ini aku akan sangat senang jika mendapatkan masukan tentang tema apa selanjutnya yang akan aku tulis. Setelah berpikir sebentar, aku bisa memanfaatkan momen di rumah saja untuk introspeksi diri. Ya, sesekali kita perlu mengevaluasi karakter atau sifat kita. 
      
       Pernahkah kita mencoba merenungi sebentar, apakah diri ini sudah cukup baik? Entah itu sebagai anak, teman, istri ataupun seorang ibu? Menjalani peran kita masing - masing tentu tidaklah mudah. Tetapi, jika dapat menjalaninya dengan sepenuh hati dan secara maksimal pasti akan menyenangkan. Ada perasaan senang, puas, dan bangga jika berhasil menjalaninya dengan baik.  Salah 1 cara agar kita bisa jadi lebih baik lagi adalah dengan introspeksi diri. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Aku lebih senang untuk bertanya langsung kepada orang - orang terdekat bagaimana aku selama ini. Pernah aku mengirimkan pesan whatsapp kepada 2 orang teman untuk sekedar bertanya apa sifatku yang paling menonjol. Begini jawaban mereka:

  1. care dengan teman
  2. suka ngasih kejutan
  3. pintar berstrategi
  4. sweet
Lalu, ketika aku bertanya tentang kekurangan, jawabannya adalah kurang membaur. Ya, dari dulu rasanya memang ini yang sulit aku atasi. Mulai TK, lingkaran pertemananku kecil, temanku memang cuma sedikit. Tetapi kami sangat akrab. Bahkan, aku juga mengenal orang tua dari sahabat - sahabatku waktu SMP, SMK, dan juga kuliah. 

       Aku pun bertanya kepada teman dekatku yang lainnya, tentang 3 karakterku yang paling terlihat. Berikut jawabannya:

  1. pengamat yang jitu
  2. sangat perhatian ke hal / orang yang dirasa penting / dekat, tapi bisa sangat cuek kalau sebaliknya
  3. bisa ingat hal hal detail yang mungkin bahkan jarang diingat orang lain (ini nyambung ke poin nomor 2 sih sepertinya)
Dari jawaban dua orang temanku ini, sepertinya aku memang tipe ISFJ jika merujuk ke MBTI. Dari beberapa informasi yang dirangkum, kepribadian ISFJ kerap dilabeli sebagai sang pelindung karena mereka senang membuat orang di sekitarnya merasa aman dan dipedulikan. Mereka juga sering disebut sebagai orang yang sederhana dan kuno, tapi sangat loyal. Secara garis besar, beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas orang berkepribadian ISFJ adalah:

  • ISFJ adalah kepribadian yang senang dengan keteraturan dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Karena ia bersifat penyendiri, orang ISFJ merupakan pengamat yang baik, mudah menghafal detail, dan peka terhadap perasaan orang lain.
  • Sebaliknya, orang ISFJ sulit mengeskpresikan perasaannya sendiri karena merasa tidak ingin membebani orang lain dengan beban yang dirasakannya.
  • Orang dengan ISFJ tidak suka teori yang mengawang-awang, termasuk ide baru yang belum pernah didengarnya. Mereka baru akan menghargai ide tersebut ketika dirasa bisa memecahkan masalah secara konkret.
  • ISFJ adalah kepribadian yang sangat menghargai tradisi sehingga mereka cenderung tidak menyukai perubahan. Jikapun pandangan atau sikap mereka berubah, hal itu akan memakan waktu yang sangat lama.

Orang dengan kepribadian ISFJ memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang umum ditemui berdasarkan sifatnya. Berikut ini merupakan empat kelebihan ISFJ yang paling menonjol.

  1. Sangat teliti
  2. Dapat diandalkan
  3. Cenderung praktis
  4. Sangat peka dengan emosi dan perasaan orang lain.

Namun, layaknya manusia biasa, tipe kepribadian satu ini juga memiliki kekurangan sebagai berikut ini:

  1. Kurang menyukai perubahan
  2. Suka menghindari konflik
  3. Tidak menyukai konsep abstrak
  4. Sering mengabaikan perasaan dan kebutuhan diri sendiri
     Mereka juga menyukai lingkungan kerja yang tradisional, stabil, dan berisi orang-orang yang peduli dan mendukung kegiatan masing-masing. Kemampuan orang ISFJ mengingat detail tentang informasi seseorang, bahkan yang bersifat personal, membuat mereka sangat berguna ketika dimintai saran profesional. Karena orang berkepribadian ISFJ suka menyendiri alias introvert, banyak orang menyalahartikannya sebagai sikap egois dan sombong. Padahal, di dalam hati mereka sangat peduli terhadap orang lain, bahkan tidak segan memberi pertolongan tanpa pamrih. Sikap tanpa pamrih ini juga berpengaruh dalam kehidupan sosial mereka di kantor. Tidak jarang, hasil pekerjaan orang ISFJ dianggap remeh, atau bahkan dimanfaatkan oleh orang lain karena ia tidak mengharapkan imbalan maupun pujian apa pun. Soal lingkungan pertemanannya, orang ISFJ biasanya hanya sedikit memiliki teman dekat. Orang ISFJ akan sangat peduli pada orang yang dianggapnya dekat, dan melakukan apa pun demi teman-teman tersebut. Sikap asli orang-orang ISFJ juga bisa keluar ketika berada di peer yang membuatnya nyaman. Mungkin tidak semua penjelasan ini benar, tetapi aku dapat mengantisipasi beberapa hal yang memang menjadi kekurangan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-18

Surabaya, 18 Mei 2020
-HY-

Minggu, 17 Mei 2020

4 Hal Postitif Buka Bersama di Rumah saja

Bismillah

     Hari ke-24 Bulan Ramadan. Biasanya mendekati lebaran, sudah banyak acara buka bersama yang sudah kita hadiri. Entah itu buka bersama teman SD, teman SMP, teman SMA, teman kuliah, rekan kerja, dan keluarga besar. Setiap tahun, di kantor, di program studiku selalu ada kegiatan buka bersama. Tidak hanya kami yang bekerja berkumpul untuk makan bersama, tetapi acara ini boleh mngajak serta anggota keluarga inti lainnya. Kami dapat saling mengenal lebih jauh. Acara ini menjadi favorit kami semua.

     Kali ini, apakah ada acara buka bersama? Di situasi pendemi ini, saya rasa tidak ada. Pemerintah sendiri menerapkan aturan physical distancing yang berarti tidak boleh ada kerumunan. Acara buka bersama yang menjadi agenda rutin bagi sebagian  masyarakat nampaknya tahun ini harus libur dulu. Kegiatan ini biasa dilakukan dengan memesan sebuah tempat di restoran atau berkunjung ke rumah salah satu teman. Berikut akan coba saya bahas beberapa manfaat buka bersama di rumah saja.

1. Meningkatkan kekompakan dan kerja sama
Dengan adanya acara buka bersama, setidaknya satu tahun sekali anggota keluarga dapat melakukan kegiatan memasak bersama. Jika suami tidak bisa membantu memasak, maka dia bisa diajak kerja sama untuk membantu persiapan yang lain. Seperti beres - beres rumah atau membelikan keperluan yang belum ada di rumah. Atau bisa juga kita delegasikan untuk mengajak anak - anak bermain. Tentu anak - anak sangat senang jika diajak bermain bersama ayahnya.

2. Membangun bonding
Dengan adanya buka puasa bersama keluarga, anggota keluarga bisa saling mengobrol, bercerita, dan bersenda gurau hingga akrab. Komunikasi dan silaturahmi di dalam keluarga pun akan menjadi lebih baik. Berkumpul dengan keluarga saat buka puasa bisa membuat hubungan keluarga menjadi lebih hangat dan dapat meningkatkan ikatan emosional atau bonding. Saat berkumpul bersama keluarga, kita dapat menikmati waktu-waktu kebersamaan ini.

3. Hemat Pengeluaran
Buka puasa di luar tentu tidak memakan biaya yang sedikit. Pengeluaran ektra yang harus kita keluarkan saat ada acara buka bersama dapat kita alihkan untuk yang lain. Dengan memasak sendiri di rumah, kita bisa menghemat pengeluaran.  Belanja bahan - bahan memasak dapat kita atur sendiri sesuai dengan kondisi keuangan kita saat ini. 

4. Eksperimen Masakan Baru
Nah, ini yang paling aku suka. Waktu menunggu buka puasa banyak aku habiskan di dapur. Pernah juga aku mencoba memasak pempek tanpa ikan untuk pertama kalinya (selengkapnya di: memasak pempek tanpa ikan). Masakan apa yang ingin kita coba selanjutnya? Semoga berhasil ya.

     Ternyata makan bersama - sama ini juga sangat dianjurkan oleh Rasulullah. Diantar adab makan yang diajarkan Nabi adalah makan dengan berjamaah atau bersama - sama.
 “Makanlah kalian dengan berkelompok dan jangan berpisah-pisah. Karena makanan porsi satu orang sebenarnya cukup untuk dua orang, makanan dua orang sebenarnya cukup untuk empat orang, dan makanan empat orang sebenarnya cukup untuk delapan orang.” (H.R. Thabrani)
Salah satu keistimewaan yang akan dilimpahkan oleh Allah bagi sekolompok orang yang makan bersama-sama adalah keberkahan makanan. Bahkan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari mengatakan, keberkahan ini merupakan satu-satunya alasan dianjurkanya makan dengan berjamaah. Semakin bertambah banyak orang yang makan berjamaah maka semakin banyak keberkahan yang dilimpahkan Allah. Ibnu mengatakan bahwa dari hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kecukupan makanan datang karena keberkahan dari makan secara berjamaah. Sesugguhnya semakin bertambah banyak kumpulan orang yang makan, maka semakin bertambah pula keberkahan.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-17

Surabaya, 17 Mei 2020
-HY-

Sabtu, 16 Mei 2020

Renovasi Rumah

Bismillah

      Kurang seperempat lagi perjalanan menuju tantangan 20 hari menulis tanpa henti. Aku sangat berterima kasih kepada panitia penyelenggara atas kegiatan ini. Sudah sangat lama aku tidak menulis, hanya menyimpan semuanya di dalam kepala, sendiri. Sering memoriku yang terbatas ini melupakan semuanya, dengan menulis, aku bisa menyimpan semua catatan yang ada di dalam pikiran ke dalam suatu media. Jika ingin, aku bisa membukanya lagi kapan saja.

      Dua tahun lalu, setelah lebaran, aku dan suami memutuskan untuk renovasi rumah. Kami ingin membuat kamar di lantai 2 agar lantai 1 bisa lebih lapang. Kami mengontrak sebuah rumah untuk tempat kami tinggal sementara. Selama perjalanan para tukang mengerjakan bangunan, tak jarang aku meminta maaf kepada tetangga sebelah rumah. Aku meminta maaf atas suara bising yang mereka dengar, debu - debu dari material bangunan yang sampai ke rumah mereka, dan atas ketidaknyamanan lainnya. Mungkin kompensasi yang aku berikan dengan memberi buah tangan tidak seberapa. Tetapi sungguh, dari hati yang paling dalam, aku tidak berniat mengganggu mereka. Aku sangat berharap pengerjaan renovasi rumah bisa cepat selesai. Agar kami tidak lagi tinggal di kontrakan, agar tetangga juga bisa hidup nyaman kembali.

      Tetangga adalah saudara di perantauan. Mereka adalah kerabat paling dekat yang mengetahui kegiatan kita sehari - hari. Tetangga depan rumah bisa jadi hafal kapan aku berangkat dan pulang dari kantor. Apa kebiasaan kami jika weekend sudah tiba. Sudah sepantasnya kita berbuat baik kepada mereka. Bahkan, dalam Quran surat An Nisa ayat 36 Allah berfirman yang artinya, “Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” 

      Sekarang, rumahku dikepung tiga rumah lainnya yang sedang renovasi. Tetangga persis di sebelah kanan, persis di depan rumah, dan di belakang musala. Tak jarang kami sekeluarga mendengar suara dug dug dug dari palu pak tukang yang sedang bekerja. Terdengar juga suara alat potong keramik lantai yang sangat keras. Ketika hujan turun, jalanan depan rumah menjadi kotor, becek luar biasa akibat pasir - pasir yang terbawa air hujan. Mobil truk juga sering lalu lalang di depan rumah untuk mengantar bahan bangunan. Bahkan, pernah suatu hari, aku ditelpon mandor yang mengerjakan rumah sebelah. Ia meminta  maaf karena tukangnya telah menjebol tembok rumahku. Aku yang saat itu sedang berada di kantor kaget bukan main. Rumahku sedang kosong. Suami masih bekerja, anakku masih berada di sekolahnya. Tetapi aku berusaha agar tetap tenang, aku mengonfirmasi agar mereka bertanggung jawab memperbaiki tembok rumahku yang tidak bersalah. Alhamdulillah, masalah ini selesai. Mereka berjanji akan memperbaikinya setelah pengerjaan rumah sebelah sudah selesai. Sang pemilik rumah yang juga teman dekatku meminta maaf berulang kali. Dia takut jika suamiku marah. Aku sampaikan kepadanya bahwa tidak apa - apa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

        Toleransi dan tenggang rasa dalam kehidupan berumah tangga sangat diperlukan. Manusia adalah makhluk sosial. Kita tidak bisa hidup sendiri. Maka, mari kita pelihara hubungan baik dengan para tetangga. Sekedar menyapa saat bertemu atau memberikan makanan jika kita pulang dari luar kota akan membuat mereka senang. Tentu ini pekerjaan yang tidak mudah bagiku yang sulit untuk basa - basi. Bagi seorang introvert yang sulit bersosialisasi, ini amat sangat berat. Tetapi aku berjanji kepada diriku sendiri untuk menjadi tetangga yang baik. Setidaknya, semoga keberadaanku tidak mengganggu mereka. 

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-16

Surabaya, 16 Mei 2020
-HY-

Jumat, 15 Mei 2020

Kepribadian Manusia (Bagian 2)

Bismillah

       Kemarin pagi, saat aku sudah memutuskan untuk menulis tentang kepribadian manusia, ada pesan whatsapp yang masuk. Dari seorang sahabat, yang judulnya adalah "Talent & People Management Using MBTI Instruments." Wah, bisa pas sekali, apa ini yang dinamakan chemistry? Hahaha. Mempelajari tentang sifat dan karakter manusia memang menarik. Ada saja hal - hal unik yang aku dapati darinya. Saat bekerja, aku mengenal tentang tipe kepribadian MBTI (The Myers–Briggs Type Indicator). Menurutku, selain 4 tipe kepribadian yang ditulis kemarin, MBTI ini juga termasuk akurat dalam mengelompokkan karakter manusia. MBTI mengelompokkan manusia menjadi 16 tipe kepribadian dari 4 dimensi. 
1. Bagaimana manusia berenergi? Extrovert vs Introvert (E atau I)
2. Bagaimana manusia mengumpulkan informasi? Sensing vs Intuition (S atau N)
3. Bagaimana manusia mengambil keputusan? Thinking vs Feeling (T atau F)
4. Bagaimana manusia memandang kehidupan? Judging vs Perceiveing (J atau P)
         Dilihat dari energi dan fokus, manusia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ekstrovert dan introvert. Ciri - ciri orang ekstrovert adalah mendapatkan energi dengan cara berinteraksi dengan orang lain (mengobrol, telepon, chatting). Mereka memiliki fokus ke dunia luar, orang - orang, dan kegiatan. Berikut kata kunci orang ekstrovert: aktif, dunia luar, ekspresif, sosial, berbicara sambil berpikir. Sedangkan ciri - ciri dari introvert adalah mereka mendapatkan energi dengan cara refleksi diri dan merenung (membaca, menulis, dan melukis). Mereka memiliki fokus ke dalam diri, ide, dan pengalaman. Berikut kata kunci orang introvert: fokus, tenang, dunia batin, terukur, berpikir baru kemudian bicara, penyendiri.

         Dilihat dari cara mengolah informasi, manusia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sensing dan intuition. Ciri - ciri orang sensing adalah fokus pada realita, fakta yang terverifikasi, dan pengalaman masa lalu. Mereka memiliki fokus pada yang nyata, aktual, spesifik, dan konkrit. Berikut beberapa kata kunci yang menunjukkan seseorang memiliki tipe sensing: fakta, rendah hati, praktis, pengalaman, panca indera, masa lalu dan saat ini . Sedangkan ciri - ciri orang intuition adalah fokus pada kemungkinan - kemungkinan di masa depan, gambaran besar, dan wawasan. Mereka juga memiliki fokus pada pola dan arti, abstrak, dan imajinatif. Berikut kata kunci orang intuition: ide, mimpi, teori, imajinasi, visioner, dan masa depan.

        Dilihat dari cara mengambil keputusan, manusia dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu thinking dan feeling. Ciri -  ciri orang thinking adalah mengambil keputusan secara logis, objektif, dan adil. Mereka akan mundur ke luar agar bisa menilai secara objektif, mengutamakan standar objektif dan kebenaran. Berikut beberapa kata kunci orang dengan tipe thinking: objektif, logis, jujur, kebenaran, kritis, berorientasi pada tugas. Sedangkan ciri -ciri oramg feeling adalah mereka mengambil keputusan berdasarkan prioritas pribadi dan hubungan, masuk ke dalam untuk bisa merasakan empati. Mereka mengutamakan harmoni dan interaksi positif. Berikut beberapa kata kunci orang dengan tipe feeling: nilai, pribadi, bijaksana, cinta, belas kasih, dan berorientasi pada orang.

      Terakhir, dilihat dari orientasi ke dunia luar, manusia dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu judging dan perceiving. Ciri - ciri orang judging adalah mereka ingin serba terorganisasi dan teratur, senang membuat jadwal, rencana, dan daftar pekerjaan. Mereka menghindari sistem kebut semalam. Berikut beberapa kata kunci orang dengan tipe judging: keputusan, terjadwal, rencana, kontrol, dan sekarang. Sedangkan ciri - ciri orang dengan tipe perceiving adalah mereka ingin merasakan dan mengeksplor pengalaman. Fleksibel terhadap informasi dan perubahan, merasa tertantang ketika menghadapi sistem kebut semalam. Berikut beberapa kata kunci orang dengan tipe perceiving: terbuka dengan pilihan, spontan, tidak teratur, fleksibel, dan nanti.

       Dari empat dimensi yang sudah dibahas, sudah tahukah teman - teman termasuk jenis kepribadian mana diri kita masing - masing? Dengan menggabungkan keempat dimensi tersebut, maka 16 tipe kepribadian itu adalah ESTJ, ESTP, ESFJ, ESFP, ENTJ, ENTP, ENFJ, ENFP, ISTJ, ISTP, ISFJ, ISFP, INTJ, INTP, INFJ, dan INFP. Melalui jenis - jenis kepribadian ini dapat dilakukan analisa lebih lanjut mengenai pekerjaan yang cocok, lalu rekan kerja atau pasangan yang dapat melengkapinya. Ini hanya sebagai sarana untuk mengenal diri kita lebih dalam, ambil yang bermanfaat, tinggalkan yang tidak. Semoga dengan lebih mengenal diri sendiri, kita dapat mengoptimalkan semua yang ada untuk dapat berbuat kebaikan lebih banyak lagi. Selamat menjalani hari - hari terakhir di Bulan Ramadan 1441 H.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-15

Surabaya, 15 Mei 2020
-HY-

Kamis, 14 Mei 2020

Kepribadian Manusia (Bagian 1)

Bismillah

     Manusia diciptakan Allah dengan berbagai macam sifat dan karakter. Banyak metode di dunia psikologi untuk membagi beberapa manusia ke dalam kelompok - kelompok sesuai karakter mereka masing - masing. Ini menambah ragam di dunia. Tidak terbayang, bagaimana jadinya kalau sifat semua manusia itu sama. Mengenal kepribadian diri sendiri dan orang - orang terdekat akan menjadikan kita mengerti tentang tindakan seseorang. Mengetahui tipe kepribadian atau karakter diri dapat berguna untuk mengoptimalkan perubahan diri ke arah yang lebih baik dan positif. Mengetahui tipe - tipe kepribadian seseorang juga membantu dalam memahami lawan bicara pada interaksi sosial dengan orang- orang sekitar. Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing - masing seperti firman Allah dalam Quran surat Al-Isro' (17): 84 yang artinya:
Katakanlah (muhammad), "Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing," maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
     Dulu, ketika masih di bangku kuliah, aku sempat mengenal 4 jenis karakter manusia dalam sebuah pelatihan pra tingkat dasar yang diadakan di jurusan kuliahku. Kakak kelas memberika instrumen sejenis kuisioner yang harus diisi mengenai kepribadian kita. Hasilnya aku adalah seorang melankolis. Saat itu, di kelasku sendiri, melankolis dan plegmatis adalah jumlah kaum minoritas. Kebanyakan dari teman - temanku adalah koleris dan sanguinis. Plegmatis yaitu tipe yang cinta kedamaian, melankolis adalah tipe yang sempurna atau perfeksionis, sanguinis adalah tipe yang populer, dan koleris adalah tipe yang kuat. Masing- masing karakter tersebut memiliki ciri khas yang berbeda. Berikut penjelasan secara umum tentang 4 jenis kepribadian tersebut yang dirangkum dari dosenpsikologi.com:

1. Plegmatis (Cinta Damai)
Ciri umum dari kepribadian ini cenderung kalem, suka mengalah, memiliki rasa toleransi yang tinggi, dan tidak menyukai konflik. Orang dengan tipe ini suka dengan kehidupan yang damai- damai saja dan tenang. Apabila dihadapkan pada suatu masalah, maka dia akan mencari solusi dengan cara damai dan diselesaikan dengan tenang. Tipe plegmatis mampu bersabar dalam kondisi apapun. Namun, tipe ini memiliki beberapa kelemahan seperti sulit mengambil keputusan, cenderung mengalir apa adanya dan terkesan tidak memiliki impian atau pendirian hidup yang tegas. Tipe ini juga sulit menentukan pilihan. Tidak pandai memberikan masukan atau gagasan baru.

2. Melankolis (Sempurna)
Tipe Kepribadian Melankolis yang sempurna merupakan tipe kepribadian yang memiliki karakter cenderung bersikap rapi, teratur, terencana, dan mampu mempertimbangkan segala sesuatu dengan melihat hal- hal kecil. Secara penampilan fisik, orang dengan tipe melankolis sempurna tampak rapi, baju mulus, sepatu bersih, barang bawaan tertata rapi, buku tertata dengan rapi, tulisan rapi. Secara akademis tipe melankolis tergolong pandai dan cerdas. Orang dengan tipe melankolis suka mengingatkan orang lain jika tidak sesuai, suka mengontrol semuanya sendiri, bicaranya dingin, sesuai aturan atau baku. Selalu ingin tahu dan mengejar jawaban sampai mendalam karena menginginkan kesempurnaan. Kelemahan dari tipe ini cenderung selalu mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingannya sendiri sampai melupakan kebutuhan dirinya sendiri. Merasa tidak puas apabila sesuatu berjalan tidak sesuai kehendaknya atau yang dia rasa benar. Pemikirannya yang terlalu sempurna terkadang dianggap terlalu rumit dan tidak terlalu perlu oleh orang disekitarnya. Dianggap terlalu serius oleh orang disekitarnya.

3. Sanguinis (Populer)
Sanguinis yang populer merupakan tipe karakter kepribadian yang suka menjadi bahan perhatian, ingin selalu disenangi oleh orang lain, menyukai kepopuleran, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan senang menjadi pusat perhatian. Seorang sanguinis selalu senang dalam situasi yang gembira, pesta- pesta, berkumpul dengan teman- teman dalam kondisi yang ramai. Senang terhadap aktivitas kebersamaan yang menyenangkan, namun hidupnya tidak teratur. Orang dengan tipe sanguinis susah berkonsentrasi dan diajak serius. Selalu cenderung memberikan keputusan setelah berpikir pendek. Kelemahan Sanguinis antara lain cenderung tidak terorganisir, tidak mudah mengingat hal-hal yang terperinci, kurang serius dalam apapun, mempercayakan pada orang lain untuk melakukan pekerjaan, terlalu mudah ditipu dan kekanak- kanakan, mempunyai ide cemerlang namun tidak mampu melaksanakan sampai akhir, merasa sebagai orang tanpa kesalahan, berbicara terlalu banyak, mementingkan diri sendiri, mempunyai ingatan yang belum dikembangkan, pelupa, suka menyela dan menjawab untuk orang lain, tidak tertib dan tidak dewasa.

4. Koleris (Kuat)
Koleris yang kuat merupakan tipe kepribadian yang tegas dan tipe seorang pemimpin. Koleris sangat suka mengatur, suka petualangan, suka tantangan baru, memiliki ketegasan dalam menentukan keputusan, tidak mudah menyerah, tidak mudah mengalah. Tipe koleris menjadi sosok yang selalu diidam- idamkan oleh orang lain karena terlihat sangat keren dan kuat dari luar. Namun dibalik semua kesempurnaan dirinya dan jiwa kepemimpinannya yang besar, orang koleris cenderung jarang bersenang- senang. Kelemahan tipe ini adalah terlalu terpacu dan menyukai pada hal hal serius sehingga melupakan kebutuhan akan waktu yang santai dan menyenangkan. Kehidupannya terpacu pada target, tujuan dan hasil.

   Jadi, teman - teman termsuk ke dalam tipe kepribadian yang mana? Alangkah baiknya jika dapat mengenal diri kita sendiri. Apa pun itu, semoga kita dapat mengoptimalkan kelebihan kita dan memperbaiki apa yang menjadi kelemahan kita.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-14

Surabaya, 14 Mei 2020
-HY-

Rabu, 13 Mei 2020

Belajar dari Proses Memasak

Bismillah

        Melanjutkan aktivitas di rumah saja sambil berpuasa di Bulan Ramadan. Beberapa hari yang lalu, parutan kentang yang aku beli online sudah datang. Aku langsung berniat untuk mencobanya. Sudah lama aku ingin membuat kering kentang yang menjadi menu favoritku saat masih menjadi anak kos. Mama selalu membekaliku dengan kering tempe dan kering kentang jika tiba saatnya kembali ke perantauan. Dua makanan ini sangat cocok untuk dibawa ke tempat indekos karena tahan lama dan selalu sukses menambah nafsu makanku karena kelezatannya. Saat itu mama tinggal di Lampung, aku sekolah di Jakarta. Sebenarnya menu ini sederhana dilihat, tetapi ada proses panjang dibalik kenikmatannya. Pukul 11 siang, aku mulai proses pertama, yaitu mengupas kentang. Butuh ketelitian agar kentang ini dapat dikupas bersih karena ukurannya yang tidak terlalu besar. Tentu saja ini kukerjakan sendiri, suami sudah sangat membantu dengan menjaga dan mengajak anak - anak bermain. Lama juga waktu yang dibutuhkan untuk mengupas kentang 1 kilogram ini. Sekitar jam 11:30 baru selesai, saat adzan zuhur berkumandang. Kurendam dengan air kentang - kentang yang sudah dikupas ini agar tidak berubah warna.

       Kemudian aku naik ke lantai 2 untuk bersiap salat zuhur berjamaah. Setelah itu, kuminta anak - anak untuk tidur siang. Lalu aku kembali turun ke dapur melanjutkan pekerjaan yang belum separuh berjalan. Satu per satu aku memarut kentang agar menjadi potongan - potongan kecil, tipis, dan memanjang. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati - hati agar jari tangan tidak terluka terkena parutan yang tajam. Sebenarnya ada alat sendiri untuk memegang kentangnya, tetapi aku lebih nyaman memakai tangan langsung, lebih bisa bergerak bebas. Hasil parutan juga jangan lupa ditaruh dalam wadah berisi air hingga semua bagiannya tertutup. Akhirnya, tujuh potong kentang berhasil aku parut semuanya. Tahapan selanjutnya adalah mencuci, sehingga tidak ada lagi getah - getah yang tersisa. Ganti air dalam wadah sebanyak kurang lebih lima kali sampai air terlihat bening. Jika sudah bersih, berikan garam sedikit pada rendaman air dan kentang.

       Kentang pun siap digoreng. Siapkan banyak minyak di atas wajan. Masukkan kentang sedikit demi sedikit. Untuk ukuran kentang setengah kilogram dan wajan yang tidak terlalu besar, aku memerlukan kurang lebih 7 kali proses menggoreng. Ini butuh kesabaran ekstra, kentang tidak boleh ditinggalkan terlalu lama agar tidak gosong harus sesekali diaduk. Jika sudah terlihat kuning kecoklatan, artinya kentang siap untuk diangkat. Tiriskan kentang di atas kertas putih agar minyak yang menempel dapat berkurang. Lakukan ini sampai semua kentang habis digoreng. Setelah itu waktunya menyiapkan bumbu yang sangat sederhana. Goreng 5 siung bawang merah yang sudah diiris tipis dan 3 bawang putih yang sudah dicincang. Lalu beri sedikit gula, garam, dan kaldu bubuk. Tambahkan ebi yang sudah dihaluskan untuk menambah rasa dan aroma. Matikan api, kemudian campurkan kentang goreng ke dalam bumbu, Tes rasanya apakah kurang garam atau yang lain. Jika sudah pas, kering kentang kesukaanku siap dimakan dengan nasi hangat.

        Kondisinya sudah berbeda, beberapa tahun yang lalu aku membuat kering kentang ini bersama adik, belum punya dua orang anak. Banyak sekali agenda di tengah - tengah proses memasak ini. Menemani anak ke kamar untuk tidur. Lalu menyuapi mereka berdua makan siang, menyiapkan menu buka puasa untuk suami, hingga membantu anak - anak mandi sore. Sepertinya hari itu sangat panjang. Walaupun begitu, aku senang. Semua proses memasak kering kentang yang panjang ini pun selesai. Suami dan anak - anak memuji masakanku. Memang rasanya yang benar - benar enak menambah selera makan kami sekeluarga. Aku yakin, sabar dan syukur selalu berbuah manis.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-13

Surabaya, 13 Mei 2020
-HY-

Selasa, 12 Mei 2020

Etika Profesi

Bismillah

     Masih Ramadan di rumah saja, hari ke - 18. Setelah salat subuh hari ini, ada pemandangan yang menyejukkan hati. Sambil menulis, aku mendengar  suara anak - anak murojaah hafalan surat - surat pendek mereka bersama ayahnya. Masya Allah, tabarokallah. Terima kasih ya Allah atas segala nikmatmu selama ini.
“Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” (Q.S. Ar Rahman: 13). Yang artinya adalah maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan.
Sungguh banyak yang sudah Allah berikan kepada kita. Termasuk kesehatan sehingga dari rumah aku tetap bisa bekerja dan melakukan aktivitas lainnya. Berberapa hari yang lalu, aku mengisi kuliah online tentang etika profesi. Sebenarnya dosen pengampu utama bukan aku, hanya menggantikan kuliah di minggu kelima yang kosong. Temanya cukup menarik untuk dijadikan sebuah tulisan, yaitu etika sesama rekan kerja.

       Masa - masa normal sebelum pandemi corona melanda dunia, kantor menjadi rumah keduaku. Aktivitas sehari - sehariku hanya ada di dua tempat, rumah dan kantor. Aku bisa menghabiskan waktu berjam - jam di rumah dan juga kantor. Tidak seperti tempat - tempat lainnya, misalnya sekolah anak untuk antar dan jemput, tukang sayur, super market, dan lain - lain. Aktivitas dan suasana di kantor aku buat senyaman mungkin agar betah selama berada di ruangan. Dulu, saat awal - awal menjadi dosen, rasanya aku tidak pernah merasa senyaman ini. Mungkin suasana baru, aktivitas pekerjaan yang baru, dan juga memulainya dengan sambil kuliah lagi membuat tingkat stress semakin tinggi. Rekan kerja satu ruangan pun semuanya laki - laki, membuatku yang introvert ini sulit untuk membuka percakapan. Jadilah aku sosok yang pendiam di kantor, berbicara hanya seperlunya saja. Percakapan pun hanya seputar tentang pekerjaan, yang sejujurnya agak sedikit membosankan bagiku atau jangan - jangan juga bagi mereka.

      Bagiku yang seorang wanita, terkadang butuh teman curhat masalah - masalah lain seputar kehidupan. Teman - teman sewaktu kuliah dulu sudah bertebaran di berbagai kota, menjalani jejak hidupnya masing - masing. Ada sih, teman kuliah di program pasca sarjana, tetapi kenyamanan memang tidak bisa dibeli. Waktu bertemu yang hanya sebentar saat kuliah, ditambah jadwal mengajar yang sudah cukup padat membuatku tidak begitu nyaman berlama - lama di tempat kuliah S2. Bisa dikatakan ini adalah masa - masa sulitku beradaptasi di lingkungan pekerjaan. Memasuki tahun ke-8 bekerja ini, aku sudah mulai terbiasa dengan semuanya. Terbiasa dengan segala aktivitas mengajar dan kegiatan lainnya, terbiasa juga dengan segala sifat dan perilaku orang - orang di dalamnya.

    Kembali ke materi perkuliahan, saya dan mahasiswa berdiskusi setelah melihat tayangan video tentang interaksi para karyawan dan atasan di kantor. Merangkum jawaban dari enam teman - teman mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan, maka kurang lebih kita harus memperhatikan beberapa hal berikut saat berada di lingkungan kantor:
  1. Saling menghargai pekerjaan dan memberikan semangat
  2. Fokus saat ada rapat
  3. Segera menyelesaikan tugas yang diberikan
  4. Berperilaku yang pantas atau sesuai di tempat kerja
  5. Jangan terlalu cepat menilai orang lain
  6. Bekerja keras dan profesional dalam pekerjaan
  7. Bersikap ulet, tekun, rajin, disiplin, dan saling terbuka mengenai hal - hal yang berkaitan dengan penyelesaian tugas pekerjaan
  8. Adanya rule dan jobdesc yang jelas
  9. Saling peduli antar anggota tim untuk dapat mengingatkan kepada kebaikan
Dari sembilan hal tersebut, ada beberapa contoh yang dapat diterapkan di lingkungan kerja kita. Misalnya untuk poin ke-9, saling peduli dan mengingatkan dalam kebaikan dapat diterapkan dengan cara saat sudah memasuki waktu salat, alangkah baiknya untuk mengajak rekan kerja salat bersama. Kemudian poin ke-2, fokus saat ada rapat. Jika sedang rapat sebaiknya tidak sibuk sendiri dengan gadget, bila memang ada urusan yang mendesak, mintalah izin kepada ketua rapat. 

    Setidaknya, ada lima prinsip dasar dalam etika profesi menurut materi kuliah etika dan profesionalisme:
  1. Tanggung jawab. Dalam hal pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. Juga tanggung jawab terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
  2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
  3. Prinsip Kompetensi. Melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan.
  4. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi.
  5. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi.
Semoga kita semua bisa menjadi manusia yang beretika dan bermanfaat bagi orang lain. Minimal keberadaan kita tidak mengganggu ataupun menyusahkan orang lain. Amin.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-12

Surabaya, 12 Mei 2020
-HY-

Senin, 11 Mei 2020

Kebaikan Itu Menular

Bismillah

          Pagi yang indah. Suara burung yang riuh saling bercuitan menambah irama merdu di pagi hari. Tukang sayur sudah ramai sedari tadi setelah subuh. Ibu - ibu yang sudah menentukan menu berbuka puasa nanti sore dan sahur keesokan harinya bersemangat belanja membeli bahan makanan. Ada yang berkendara dengan sepeda motor, ada juga yang berjalan kaki. Sekedar menggerakkan badan agar tetap segar dan sehat selama menjalankan ibadah puasa. Tak lupa, mereka semua memakai masker. Setidaknya usaha ini sangat efektif memutus rantai penyebaran virus corona. 

Foto ide kreatif warga Medayu Utara membagikan sembako, sumber: jatimnow.com

          Beberapa hari yang lalu sempat viral sebuah foto di grup - grup whatsapp. Ada sejumlah warga yang berinisiatif menaruh beberapa sembako dan bahan makanan lainnya agar dapat diambil oleh warga sekitar yang membutuhkan. Satu kantong plastik kecil itu isinya sederhana dan bermacam - macam. Ada beras, telur, minyak goreng, sayur - sayuran, mi instan, kecap, dan lain - lain. Lokasinya tidak jauh dari rumah kami, Satu kawasan, satu kelurahan hanya beda gang rumah. Awalnya, pemilik rumah memberikan langsung kepada tetangganya yang butuh bantuan karena terdampak pandemi corona. Lalu dibuatlah gantungan dari kawat agar siapa pun yang lewat bisa mengambilnya. Kegiatan ini rupanya menyebar dengan cepat. Banyak yang ingin membantu menjadi donatur sehingga bantuan yang tadinya ditujukan untuk warga sekitar dapat dinikmati lebih luas lagi. Masyarakat umum yang perlu bahan makanan pokok dapat datang langsung untuk mengambil seperlunya.

         Hal ini sepertinya mampu menggerakkan warga di RT tempat tinggalku untuk dapat berbuat kebaikan juga. Dengan diskusi seadanya antar perangkat RT dan warga lewat grup PKK dan dasa wisma, jadilah 7 Mei 2020 kemarin hari perdana pembuatan tiang untuk menggantungkan sembako. Warga sekitar yang mengetahui kabar di depan Musala Al Qodar ada sembako yang dapat diambil gratis segera berlarian kecil agar dapat bagian. Jam 6 mulai penataan sembako, jam 7 semuanya sudah habis. Alhamdulillah kegiatan ini disambut warga dengan sangat baik. Siapa pun bisa menjadi donatur. Boleh  dimulai dari membawa telur dua butir, minyak setengah liter ataupun beras setengah kilogram. Atau donasi dapat berupa uang yang akan dibelanjakan bahan - bahan makanan pokok. Insya Allah mereka yang membutuhkan akan sangat senang menerima kebaikan hati kita.

        Aku jadi teringat kisah Umar bin Khattab yang sering blusukan di tengah malam untuk meninjau apakah kebijakan yang dibuatnya sudah tepat atau belum. Memastikan tidak ada lagi warganya yang kelaparan. Pernah suatu ketika Umar mendapati seorang ibu yang memasak batu demi menidurkan anak - anaknya yang sedang kelaparan. Beliaupun langsung memikul sekarung gandum untuk diantarkan ke rumah ibu tersebut. Dari kebiasaan blusukan ini juga Umar menemukan seorang wanita penjual susu yang jujur yang kemudian dinikahkannya dengan anaknya.

        Tidak perlu menunggu pemerintah memberikan bantuan kepada rakyat miskin. Terlalu lama karena banyak tahapan yang harus mereka lakukan. Mulai dari pendataan, verifikasi kebenaran data, lalu berapa jumlah yang tepat, bagaimana metode pembagiannya dan lain sebagainya. Kita dapat meniru kebaikan warga Medayu Utara. Lihatlah secara langsung tetangga kiri, kanan, depan, dan belakang. Apakah masih ada yang kelaparan? Jika memang masih ada orang di sekitar kita yang kesulitan untuk makan, berikanlah bantuan dengan tulus dan ikhlas. Teruslah berbuat dan menyebarkan kebaikan, karena sungguh, ini benar - benar menular. Sudah banyak yang membahas keutamaan sedekah apalagi di bulan yang mulia ini. Jangan ragu - ragu, mulailah dari sekarang! 

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-11

Surabaya, 11 Mei 2020
-HY-

Minggu, 10 Mei 2020

DAPUR

Bismillah
         
          Hari ke-17 umat muslim menjalankan ibadah puasa. Ramadan sudah hampir berada di penghujungnya. Apa yang biasanya teman - teman lakukan untuk mengisi kegiatan Ramadan di rumah saja? Memperbanyak amalan ibadah sudah tentu harus dilakukan. Mengisinya dengan kegiatan lain yang bermacam - macam juga tidak ada salahnya. Mungkin ada yang suka membaca buku, streaming drama Korea atau sekedar melanjutkan hobi lama yang tidak sempat dilakukan karena aktivitas pekerjaan yang padat. Boleh saja, asal tidak lupa waktu. Pada situasi ini, kita bisa melakukan kegiatan - kegiatan di rumah yang sudah lama direncanakan tetapi belum juga dilaksanakan, hanya sebatas wacana. Misalnya merapikan lemari pakaian, menata ulang barang - barang di rumah hingga mewujudkan resep - resep makanan yang ingin dibuat, seperti aku beberapa hari yang lalu, membuat pempek sendiri untuk pertama kalinya sepanjang hampir 30 tahun menjalani hidup. Coba kita pikirkan bersama, hal apa yang benar - benar ingin kita lakukan di rumah? Sudah terbayang? Segera eksekusi, sekarang!

       Di antara ruangan ruangan yang ada di rumah, sepertinya dapur menjadi tempat wajibku menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa. Sebagai seorang ibu dengan dua balita, yang tidak mempunyai asisten rumah tangga, kegiatan menyiapkan buka puasa dan menghangatkan makanan saat sahur adalah tugasku. Siapa lagi yang akan mengerjakannya? Tidak ada pilihan. Memang, biasanya ada mbak ipar yang menginap di rumahku Senin - Jumat. Ini sangat membantuku, setidaknya ada yang bisa diajak diskusi sekedar menentukan makanan apa yang akan dimasak esok hari. Kalau bertanya dengan suami mau makan apa, jawabannya adalah terserah. Aku bersyukur dia tidak menuntutku untuk masak makanan yang macam - macam tetapi ada kalanya aku bingung untuk menu yang rasanya hanya berputar di sayur bening, sayur asam, sop dan lodeh. Kalau bertanya kepada anak mau makan apa, sudah bisa ditebak, mereka pasti akan menyebutkan makanan - makanan kesukaannya yang rasanya tidak boleh terlalu sering dikonsumsi. Biasanya jawaban mereka seputar sosis, jamur krispi, telur dadar. Terima kasih ya anak-anakku, kalian juga sangat pintar, tidak menuntutku untuk masak yang "aneh - aneh." Qodarullah, mbakku selama satu pekan ini belum bisa menginap di rumah kami, kondisi ibu mertua dan saudara lain yang kurang sehat mengharuskannya untuk tinggal lebih lama di sana. 

          Berbagai hal yang bisa aku lakukan di dapur. Sepertinya selama masa work from home, dapur ini menjadi semacam tempatku untuk me time. Jika kompor bisa berbicara, mungkin dia akan menyindir, "Wah, sekarang kita jadi lebih akrab ya, aku merasa lebih dekat denganmu." Dunia masak - memasak ini adalah keahlian mama. Dari kecil aku melihatnya sibuk berkutat di dapur, tapi aku hanya mengambil peran sebagai pengamat, sesekali membantu. Masakan yang dihasilkan pun sangat enak. Hingga aku berpikir beribu - ribu kali untuk memasak sendiri kalau ada mama. Sayang sekali kan jika melewatkan makan makanan yang sangat enak, hahaha alasan! 

          Banyak emak - emak yang suka memasak tetapi tidak suka dengan kegiatan setelahnya, yaitu mencuci piring, kora - kora dalam bahasa Jawa. Peralatan memasak yang kotor dan dapur yang berantakan harus dirapikan dan dibersihkan lagi. Beruntung sekali jika ada yang dapat diandalkan untuk membantu. Tetapi jika tidak, jangan sedih, anggap saja ini melatih rasa tanggung jawab. Kau yang mulai, kau juga yang menyelesaikan. Toh, ini juga rumahku sendiri, aku juga yang akan senang melihat dapur rapi dan bersih.  Dulu, saat adik bungsuku masih kuliah di sini, ada yang membantu bergantian mencuci piring. Sekarang dia sudah menikah dan menetap di Palembang. Jadi rindu ada Cik Tik di rumah, semoga Allah selalu melindungimu.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-10

Surabaya, 10 Mei 2020
-HY-

Sabtu, 09 Mei 2020

AYO TERUS BERJUANG

Bismillah

       Kita sudah memasuki separuh hari terakhir di Bulan Ramadan. Idul Fitri 1441 Hijriah sudah di depan mata. Di rumah - rumah sebagian besar umat muslim di Indonesia mungkin sudah tersedia segala macam bentuk kue kering dan kudapan lainnya yang biasa ada dalam tradisi lebaran. Aku jadi teringat ketupat dan opor ayamnya, lengkap dengan rendang dan sambal tumis buncis menambah kegembiraan menyambut lebaran. Biasanya, momen lebaran ini kami manfaatkan untuk silaturahmi ke tempat - tempat saudara - saudara dari keluarga besar yang jarang dikunjungi. Misal ke rumah - rumah adik dari ibu mertua. Ke rumah - rumah saudara kandung dan sepupu suami juga. Itu kalau kami tidak mudik. Di Palembang lebih ramai lagi. Mama dan papa punya banyak sekali keluarga. Keduanya berasal dari Palembang sehingga tidak akan cukup satu minggu pertama hari lebaran kalau semuanya mau dikunjungi. Biasanya hanya saudara - saudara dekat saja yang akan kami datangi rumahnya.

        Jika biasanya pada sepuluh hari terakhir Ramadan banyak dianjurkan untuk beriktikaf, tetapi khusus untuk tahun ini suasanya akan berbeda. Corona belum juga pergi, masih betah berada di Indonesia. Pemberlakuan PSBB di Surabaya juga masih berjalan yang artinya dilarang ada kegiatan pengumpulan massa. Semoga wabah ini segera pergi agar banyak orang dapat melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. Tidak serba terbatas seperti sekarang. Tidak lagi banyak orang yang terdampak situasi pandemi kemudian kehilangan mata pencahariannya, amin. Aku sendiri sebenarnya sudah rindu dengan sahabat - sahabat di kantor. Rindu momen makan siang bersama sambil bercerita tentang pemikiran masing - masing.

        Pada kesempatan kali ini, aku akan mencoba untuk menuliskan tentang perjuangan mendapatkan apa yang kita inginkan. Untuk mendapatkan segala apa yang kita inginkan,, tentu tidaklah mudah. Misalnya ingin jadi juara kelas, lulus kuliah dengan nilai yang tinggi, dapat pekerjaan yang nyaman dan sesuai dengan skill yang kita miliki (with the good salary of course, hahaha!), ingin dapat gelar yang banyak, atau bahkan ingin membuat kedua orang tua kita bangga dengan segala pencapaian yang menakjubkan. Untuk mendapatkan itu semua, tidak semudah membalikkan telapak tangan (seperti ungkapan yang sering kita dengar), tidak juga semudah mengucapkan kata – kata yang keluar dari mulut kita. Tidak bisa hanya dengan berandai – andai saja, hanya dengan duduk diam, melamun sambil ongkang - ongkang kaki. Tentu diperlukan sebuah perjuangan untuk mendapatkan semua itu. Ketahuilah kawan bahwa hakikatnya, seseorang yang tidak berjuang dan seseorang yang berjuang adalah sama dalam suatu hal, yaitu “mereka sama – sama BERJUANG.” Orang yang tidak berjuang, sesungguhnya mereka sedang berjuang untuk tidak berjuang. Jadi, pilih mana kawan? Berjuang untuk berjuang (yang nantinya akan mendapatkan hasil yang sepadan dengan usaha kita tentunya)? Atau berjuang untuk tidak berjuang (ya, hasilnya adalah nol besar)?

        Mari kita renungkan bersama, hal – hal apa saja yang telah kita lakukan sepanjang usia kita? Apakah telah terfokus pada apa – apa saja yang ingin kita capai? Tujuan - tujuan yang ingin kita capai idealnya bukan hanya untuk kepentingan - kepentingan pribadi saja, sudahkah kita berusaha untuk mencapai tujuan hidup kita sambil memikirkan atau bahkan melakukan sesuatu untuk orang – orang di sekitar kita yang membutuhkan? Atau selama ini hanya hal yang sia – sia saja yang telah kita lakukan? Hanya diri sendiri yang bisa menjawab semuanya. Wallaahu a‘lam.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-9

Surabaya, 9 Mei 2020
-HY-

Jumat, 08 Mei 2020

Memetik Hikmah di Sakinah

         Bulan Ramadan sudah separuh berjalan. Dengan izin Allah, Ramadan akan bersama kita selama 29 atau 30 hari. Bagaimana kondisi ruhiyah kita saat ini? Semoga saat Ramadan meninggalkan kita, derajat takwa berhasil kita dapatkan, amin. Beberapa waktu yang lalu, aku pergi ke sebuah mini market, Sakinah namanya, yang baru saja membuka cabang dekat rumah. Sakinah adalah sebuah pasar swalayan yang sangat legendaris di sekitar kampus ITS, PENS, dan PPNS yang berada di Keputih, Surabaya. Di cabang pertamanya ini, kita dapat menemukan barang apa saja yang dibutuhkan seorang mahasiswa dan anak kos. Mulai dari bahan makanan kebutuhan sehari - hari seperti beras, telur, mi instan, hingga alat tulis, pakaian, dan perlengkapan komputer. Di cabang dekat rumah, tepatnya di daerah Wonorejo, Rungkut, tokonya memang tidak sebesar cabang utama. Namun, untuk keperluan bahan makanan, peralatan mandi, dan alat tulis, di sini tersedia cukup lengkap dengan harga yang sangat terjangkau. Kadang jauh lebih murah jika dibandingkan mini market yang tersebar di seluruh Indonesia, you know what i mean.

      Saat itu, aku pergi ke Sakinah untuk membeli keperluan rumah yang sudah habis dan juga sembako untuk kegiatan megengan di musala depan rumah. Biasanya, megengan dilakukan untuk menyambut Ramadan. Kegiatannya adalah berupa mendoakan keluarga yang telah meninggal. Perangkat kampung akan membagikan kertas kepada warga RT-nya untuk diisi nama - nama anggota keluarga yang ingin didoakan. Kemudian ada acara makan bersama saat acara sudah selesai. Lalu saat pulang, ada bingkisan atau nasi kotak yang bisa dibawa ke rumah, hasil dari warga yang juga mengumpulkannya ke musala. Berhubung situasi pandemi belum usai, kami memutuskan untuk membawa sembako saja, bukan nasi kotak, agar dapat dibagikan kepada warga yang membutuhkan dan juga kepada panti asuhan. 

        Aku membawa uang sekitar 70.000 rupiah dengan pecahan 10.000, 5.000, dan 2.000. Pikirku, ini sudah sangat cukup untuk membeli minyak, gula dan mi instan. Sampai di Sakinah, aku langsung mengambil minyak, mi instan, keju (titipan anak - anak di rumah). Lalu ada tissue kemasan besar dengan harga promo. Aku teringat tadi mbak iparku titip dibelikan tissue jika harganya murah.  Langsung kukirimkan pesan whatsapp berupa foto tissue dan harganya untuk konfirmasi jadi beli atau tidak. Sambil menunggu balasan, aku keliling untuk melihat - lihat sekitar. Tiba - tiba ada karyawan Sakinah datang menghampiri lalu bertanya, "Mbak, ini uangnya jatuh?" sambil menyodorkan selembar 20.000. "Loh, iya ta mas?" jawabku sambil mengecek tas. Kemudian aku ingat bahwa tadi uang yang dibawa dari rumah tidak ada pecahan 20.000. "Maaf mas, sepertinya bukan" jawabku sambil mengembalikan uang yang sudah berada di tangan. "Oh, iya mbak. Nanti saya taruh saja di  kotak amal depan." Aku bisa saja mengambil uang 20.000 tadi untuk dibelikan sembako tambahan, tetapi uang itu bukan hakku. Apa boleh melakukan kebaikan tetapi dari cara yang tidak Allah perkenankan? Aku rasa jawabannya tidak.

          Di lain hari, aku kembali ke Sakinah, lagi - lagi untuk membeli stok makanan di rumah yang sudah mulai habis. Kubawa uang 50.000 rupiah untuk membeli kopi, santan (untuk membuat kolak dan sayur lodeh), nutrijel dan lain-lain. Kuambil tiga nutrijel kecil dengan rasa yang berbeda- beda agar anak - anak senang. Kemudian aku berjalan ke kasir untuk membayar semua barang belanjaanku yang sudah memenuhi keranjang. Kulihat ada kakek-kakek di sebelahku yang antri juga ingin membayar. Kasir berkata kepadaku, "Totalnya 51.300 bu." Aduh, uangku kurang pikirku dalam hati. "Nutrijelnya boleh saya kembalikan satu mas? Saya cuma bawa 50.000." "Boleh bu," ujarnya. Lalu kakek yang berdiri di sebelahku berbicara, "Kurang berapa uangnya mbak? Tidak apa - apa pakai uang saya daripada nanti empunan kalau kata orang Kalimantan." Aku terkejut melihat kakek yang menawarkan bantuannya. "Gak usah Pak, ini saya sudah beli banyak, tidak apa dikembalikan satu."  Sampai sekarang aku masih terkesan dengan kebaikan kakek ini, yang mau membantuku walaupun kami tidak saling kenal. Masih ada orang baik, semoga Allah selalu melindungimu ya kek. 


#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-8

Surabaya, 8 Mei 2020
-HY-

Kamis, 07 Mei 2020

Sedekah Menebar Kebahagiaan

Bismillah

          Hari ke-14 Ramadan, semoga aku bisa konsisten menulis selama 20 hari. Melanjutkan kisah jualan anggur beberapa hari yang lalu, ada sebuah kejadian yang bisa kita ambil hikmahnya bersama. Sebut saja D, temanku waktu kuliah Diploma 4 dulu di Surabaya. Dia teman satu kos, teman semeja juga saat pelajaran sedang berlangsung. Rasanya dia teman yang paling banyak aku repotkan waktu kuliah. Maaf ya kawan. Pernah saat semester satu, orang tua kami diminta datang ke kampus untuk mengambil rapor. Kedua orang tuaku yang tinggal di Palembang harus mengeluarkan biaya tambahan yang tidak sedikit untuk dapat terbang ke Surabaya pergi dan pulang. Aku tidak tega untuk meminta mereka datang ke Surabaya sekedar mengambilkan rapor. Akhirnya aku meminta bantuan D agar orang tuanya dapat mengambilkan raporku juga. Terima kasih banyak kepada keluarga D yang saat itu almarhumah ibunya bersedia mengambilkan raporku. Kembali ke kisah anggur, D ini termasuk yang paling cepat membalas status whatsapp jualanku untuk membeli anggur. Dia tinggal di Malang, ternyata dia mau membelikan ibu mertuanya yang tinggal di Surabaya. Aku jadi senyum - senyum sendiri melihat pesan whatsapp darinya, "Wah, menantu yang baik!"

          Setelah pesanan anggur siap (dengan segala macam dramanya, kisah lengkap di  http://triple-h-heny.blogspot.com/2020/05/menuntaskan-amanah.html), aku langsung mengirimkannya lewat ojek online. Saya kabari si penerima, yaitu adik ipar D bahwa yang mengantarkan anggur sudah di jalan. Adiknya ini bingung, dia merasa tidak membeli anggur. Aku jelaskan bahwa D membeli anggur untuk dikirimkan ke alamatnya. "Terima kasih banyak ya mbak, saya tidak tau kalau dibelikan anggur, rezeki anak solihah," balasnya di-whatsapp. Bukan hanya untung yang didapatkan dari berjualan, aku juga "kecipratan" kebahagiaan melihat adegan sedekah yang dilakukan D kepada keluarganya di Surabaya. Belum lagi adik dan orang tuanya D, pasti mereka lebih bahagia menerima sebuah kebaikan yang tulus. Semoga Allah selalu merahmatimu ya D.

        Lalu, aku juga menjadi saksi yang bahagia ketika melihat suami, sosok lelaki pilhan Allah yang menjadi jodohku, sangat cekatan melakukan amal sedekah ini selama bulan Ramadan yang mulia. Awal Ramadan, dia sudah membuat daftar, siapa saja yang akan menjadi "target" penerima sedekahnya. Kemudian apa saja yang akan dibagikan kepada orang - orang tersebut lengkap disusun dalam sebuah kertas. Dia berangkat sendiri ke supermarket untuk membeli barang - barang yang akan diberikan. Momen belanja di pasar swalayan sendirian ini sebenarnya sangat langka. Kondisi pandemi yang masih berlangsung membuatnya memutuskan agar aku dan anak - anak di rumah saja, tidak perlu ikut. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah atas nikmat darimu berupa suami yang sayang keluarga. Semoga Allah berkenan memeberikan kesehatan, umur yang berkah, rezeki yang melimpah kepadamu, amin.

        Aku pun memperkenalkan kebiasaan sedekah ini kepada anak - anak. Mereka mulai mengenal istilah sedekah dari lagu "Ramadan Ku Rindu", begini liriknya:
banyak sedekah, banyak tilawah, menahan amarah, puasa jadi berkah.
Mereka menanyakan arti kata sedekah setelah mendengar lirik ini. Aku jelaskan bahwa sedekah itu banyak memberi kepada orang lain. Menurut KBBI, sedekah adalah pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi. Aku coba suatu hari mengajak mereka bersedekah dengan cara yang sederhana. Saat sore hari menunggu waktu berbuka, kami datang ke rumah tetangga sebelah dan depan rumah untuk memberikan kurma. Kakak dan adik bersorak kegirangan. Ekspresi bahagia dari keduanya pun terlihat. Saat awal persiapan ke luar rumah, berjalan menuju rumah tetangga, memberikan kurma, dan hingga kembali pulang lagi ke rumah mereka tak berhenti bersenandung. Ketika di rumah mereka  pun meluapkan kebahagiaannya dengan menceritakan pengalaman bersedekah tadi kepada ayahnya yang baru pulang dari kantor.

        Salah satu keutamaan sedekah adalah pahala yang berlipat sebagaimana dalam Quran, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak“ (QS. Al-Hadid: 18). Begitu juga dalam surat Al Baqoroh ayat 261 Allah berfirman yang artinya, “Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, dan Allah Maha Luas (anugerahNya) lagi Maha Mengetahui“. Tidak hanya itu, masih banyak lagi keutamaan sedekah diantaranya menghapuskan dosa - dosa dan memanjangkan umur (lebih lengkapnya bisa lihat di https://www.islampos.com/61890-61890/). Jadi, mari kawan, di momen bulan yang mulia ini, di saat banyak orang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari - harinya, kita sisihkan sebagian harta untuk bersedekah.


#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-7

Surabaya, 7 Mei 2020
-HY-

Rabu, 06 Mei 2020

Belanja Sehat di Tengah Wabah

Bismillah

     Hari ke - 13 di bulan Ramadan, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan keberkahan bagi kita semua. Tulisan ini aku dedikasikan untuk diri sendiri, yang masih banyak kekurangan. Sebagai pengingat pribadi. Karena sejatinya, manusia adalah tempatnya salah dan lupa sehingga harus terus - menerus untuk diingatkan. Memiliki suami ataupun teman yang dapat saling mengingatkan adalah sebuah hal besar yang patut kita syukuri.

    Momen bekerja dari rumah dan anjuran untuk di rumah saja, membuat intensitas ke luar rumah jadi sangat berkurang. Aku hanya ke luar jika persediaan sayur dan lauk di rumah sudah menipis. Untuk keperluan lainnya, mencari di internet atau lewat marketplace menjadi pilihan. Seperti misalnya kemarin, saat ingin memasak kering kentang, tapi pisau parutan di dapur lenyap entah kemana. Aku membelinya lewat marketplace, tentunya dengan seizin suami.

     Nah, bagaimana cara mencegah agar tidak ketagihan belanja online? Berikut ada 5 tips agar kita semua dapat belanja sehat, tidak kebablasan di tengah - tengah wabah corona.

  1. Cek berkali-kali dan tanyakan lagi pada diri sendiri tentang kebutuhan akan barang tersebut. Apakah barang yang akan dibeli ini sangat diperlukan? Di tengah wabah corona yang sedang melanda dunia, apakah memang benar barang ini harus ada di rumah kita sekarang juga? Jika menurutmu memang perlu, coba tanyakan anggota keluarga lain tentang pendapat mereka. Mungkin ada pencerahan setelah mendiskusikan hal ini.  

  2. Jangan tampilkan ikon aplikasi belanja di halaman depan smartphone kita. Terkadang meng-install beberapa aplikasi marketplace diperlukan untuk menemukan barang berkualitas dengan harga yang paling ekonomis. Tetapi jangan sekali - kali meletakkan ikon aplikasi ini di homescreen ponselmu. Ini akan memancingmu untuk membuka aplikasi tersebut saat waktu luang. 

  3. Tentukan budget pengeluaran bulanan. Saat situasi wabah seperti ini, kemampuan untuk mengelola keuangan menjadi harus kita miliki agar tidak besar pasak daripada tiang. Jika sudah tidak ada anggaran untuk belanja online, maka jatah belanjamu sudah habis. Gunakan uang secara bijak. Apalagi di masa pandemi dimana bagi kebanyakan orang pemasukan tidak seperti saat keadaan normal.

  4. Diskon atau harga promo itu belum tentu benar. Jangan gampang tergoda iming-iming diskon sekian persen. Untuk barang - barang yang jarang atau belum pernah kita beli, cek lagi apakah benar harga yang ditawarkan sudah best deal? Jika memang itu harga normalnya, maka sebenarnya tidak ada diskon atau harga promo hanya pemanis belaka.

  5. Pikirkan lagi orang di luar sana yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Jadi teringat kisah seorang ibu, Bu Yuli, di Banten yang sudah dua hari kelaparan dan akhirnya meninggal dunia. Disebutkan di berita bahwa sudah ada dana bantuan dari pemerintah untuknya. Ini salah satu kisah yang diliput media, bagaimana dengan yang tidak terekspos media? Jangan - jangan masih banyak mereka - mereka yang kelaparan karena memang sudah tidak ada lagi penghasilan dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Dengan sedikit bersikap empati akan melatih hati kita agar tetap peka dengan lingkungan sosial di masa - masa sulit seperti ini dan berpikir beribu-ribu kali agar tidak menghambur-hamburkan uang.

     Sekian dulu tips pertama yang aku tulis di blog ini. Semoga kita dapat menahan nafsu untuk belanja. Mudah - mudahan kita termasuk orang - orang yang bijak dalam menggunakan harta. Tidak menjadi orang yang boros. Karena Allah telah menyebutkan dalam Quran bahwa orang boros adalah temannya setan. Na'udzubillah.

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al Isro’ : 26-27).  

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-6

Surabaya, 6 Mei 2020
-HY-

Selasa, 05 Mei 2020

"No Mudik No Cry"

Bismillah

      Selasa, hari ke-12 di bulan Ramadan. Kegiatan masih sama, bangun jam 3, menyiapkan sahur, sahur bersama keluarga, salat subuh berjamaah, dan membuat tulisan yang kelima di bulan Mei ini. Bedanya, hari ini kakak tidak ikut sahur, kulihat dia masih tidur nyenyak. Dia bangun sebentar menuju ke ruang makan. Namun, saat dia melihat ada bantal, sepertinya dia tidak tahan untuk tidak tidur lagi. Maka kuputuskan untuk membiarkannya saja. Dia sudah luar biasa, sahur sebelas kali tanpa absen. Aku bangga padanya.

        Memasuki pertengahan bulan Ramadan, aku teringat dengan momen mudik. Di waktu - waktu ini, jika kami memutuskan untuk mudik, maka sekarang adalah saat yang pas berburu oleh - oleh untuk dibawa ke Palembang. Khawatir jika nanti sudah banyak toko yang tutup mendekati lebaran ataupun ekspedisi yang sudah tidak mengirimkan paket. Tahun lalu, keluarga dari Palembang yang datang ke Surabaya. Tentu aku sangat senang lebaran bersama mereka. Apalagi ditambah masakan mama yang spesial, hmm nikmatnya. Ada rendang, sambal buncis dengan ati ayam, dan tak lupa sambal asam khas mama yang super duper maknyus.  Ada papa juga di rumah, yang terlihat bahagia sekali bermain dengan kedua cucunya. Nek anang, panggilan kedua anakku untuk sang kakek. Anak - anakku lengket sekali dengannya. Aku dan suami kalah. Ada adik perempuanku juga sangat membantu di rumah. Kakak dan adik sangat suka makan disuapi cik tik. Emak pun bahagia.

     Tahun ini, Ramadan 1441 Hijriah, kami memutuskan untuk tidak mudik ataupun pulang kampung. Sampai sekarang, saya tidak tahu apa bedanya istilah mudik dan pulang kampung ini. Maafkan aku yang masih fakir ilmu ini ya Allah. Di tengah situasi pandemi ini, di rumah saja, tidak mudik, akan sangat membantu untuk memberhentikan penyebaran virus. Kondisi sekarang sangat berbahaya untuk melakukan perjalanan ke luar kota. Kita tidak pernah tahu, di bandara, di pesawat ataupun di jalanan adakah yang sudah terpapar virus. Karena memang katanya, banyak orang yang positif corona tanpa gejala apapun. Lindungi kami semua Ya Robb. Jauhkanlah kami dari segala penyakit. Semoga kami tidak tertular dan juga tidak menulari virus ini. Amin.

          Momen  lebaran di perantauan juga tidak seburuk itu kok. Yang jelas, uang transportasi yang biasanya dipakai untuk mudik dapat ditabung atau digunakan untuk keperluan yang lain. Aku yang sudah tidak sendiri, harus merogoh kocek lebih dalam jika ingin sekeluarga terbang ke Palembang. Apalagi usia kakak dan adik yang sudah tidak bayi lagi sudah dikenakan tarif anak - anak. Kami harus membeli empat tiket pesawat, delapan untuk kepergian berangkat dan kembali. Alhamdulillah, ada teknologi video call yang sangat membantu mengobati rasa rindu tanah kelahiran. Hampir setiap hari aku melakukan panggilan telepon ke Palembang. Anak - anak juga senang bercengkerama dengan nekno dan nek anang. Aku juga melihat ekspresi dari papa dan mama saat berbincang - bincang dengan kakak dan adik. Ada binar bahagia memancar dari mata mereka. Sesekali aku menanyakan tentang makanan apa yang mereka inginkan, setidaknya aku bisa mencarinya secara online lalu dikirimkan ke rumah. 

        Tetap semangat buat teman - teman yang tidak bisa pulang ke kampung halamannya tahun ini.  Berpikir positif akan menghibur diri ini karena tidak bisa merayakan hari raya di kampung halaman. Yakinlah, bahwa tanda cinta yang paling indah untuk orang tua kita adalah mendoakan mereka secara diam - diam. Sebagaimana hadis, “Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya disaat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR Muslim). Mama, papa, aku sayang kalian. 


#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-5

Surabaya, 5 Mei 2020
-HY-