Senin, 18 Mei 2020

Introspeksi Diri

Bismillah
     
     Hari ke-18 tantangan menulis 20 hari tanpa henti. Rasanya aku sudah mulai bingung untuk menulis apa lagi. Ide - ide sepertinya sudah mentok. Namun sangat disayangkan jika aku harus berhenti di sini. Tinggal sedikit lagi, maka ini semua akan selesai. Di situasi seperti ini aku akan sangat senang jika mendapatkan masukan tentang tema apa selanjutnya yang akan aku tulis. Setelah berpikir sebentar, aku bisa memanfaatkan momen di rumah saja untuk introspeksi diri. Ya, sesekali kita perlu mengevaluasi karakter atau sifat kita. 
      
       Pernahkah kita mencoba merenungi sebentar, apakah diri ini sudah cukup baik? Entah itu sebagai anak, teman, istri ataupun seorang ibu? Menjalani peran kita masing - masing tentu tidaklah mudah. Tetapi, jika dapat menjalaninya dengan sepenuh hati dan secara maksimal pasti akan menyenangkan. Ada perasaan senang, puas, dan bangga jika berhasil menjalaninya dengan baik.  Salah 1 cara agar kita bisa jadi lebih baik lagi adalah dengan introspeksi diri. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Aku lebih senang untuk bertanya langsung kepada orang - orang terdekat bagaimana aku selama ini. Pernah aku mengirimkan pesan whatsapp kepada 2 orang teman untuk sekedar bertanya apa sifatku yang paling menonjol. Begini jawaban mereka:

  1. care dengan teman
  2. suka ngasih kejutan
  3. pintar berstrategi
  4. sweet
Lalu, ketika aku bertanya tentang kekurangan, jawabannya adalah kurang membaur. Ya, dari dulu rasanya memang ini yang sulit aku atasi. Mulai TK, lingkaran pertemananku kecil, temanku memang cuma sedikit. Tetapi kami sangat akrab. Bahkan, aku juga mengenal orang tua dari sahabat - sahabatku waktu SMP, SMK, dan juga kuliah. 

       Aku pun bertanya kepada teman dekatku yang lainnya, tentang 3 karakterku yang paling terlihat. Berikut jawabannya:

  1. pengamat yang jitu
  2. sangat perhatian ke hal / orang yang dirasa penting / dekat, tapi bisa sangat cuek kalau sebaliknya
  3. bisa ingat hal hal detail yang mungkin bahkan jarang diingat orang lain (ini nyambung ke poin nomor 2 sih sepertinya)
Dari jawaban dua orang temanku ini, sepertinya aku memang tipe ISFJ jika merujuk ke MBTI. Dari beberapa informasi yang dirangkum, kepribadian ISFJ kerap dilabeli sebagai sang pelindung karena mereka senang membuat orang di sekitarnya merasa aman dan dipedulikan. Mereka juga sering disebut sebagai orang yang sederhana dan kuno, tapi sangat loyal. Secara garis besar, beberapa karakteristik yang menjadi ciri khas orang berkepribadian ISFJ adalah:

  • ISFJ adalah kepribadian yang senang dengan keteraturan dan berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Karena ia bersifat penyendiri, orang ISFJ merupakan pengamat yang baik, mudah menghafal detail, dan peka terhadap perasaan orang lain.
  • Sebaliknya, orang ISFJ sulit mengeskpresikan perasaannya sendiri karena merasa tidak ingin membebani orang lain dengan beban yang dirasakannya.
  • Orang dengan ISFJ tidak suka teori yang mengawang-awang, termasuk ide baru yang belum pernah didengarnya. Mereka baru akan menghargai ide tersebut ketika dirasa bisa memecahkan masalah secara konkret.
  • ISFJ adalah kepribadian yang sangat menghargai tradisi sehingga mereka cenderung tidak menyukai perubahan. Jikapun pandangan atau sikap mereka berubah, hal itu akan memakan waktu yang sangat lama.

Orang dengan kepribadian ISFJ memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang umum ditemui berdasarkan sifatnya. Berikut ini merupakan empat kelebihan ISFJ yang paling menonjol.

  1. Sangat teliti
  2. Dapat diandalkan
  3. Cenderung praktis
  4. Sangat peka dengan emosi dan perasaan orang lain.

Namun, layaknya manusia biasa, tipe kepribadian satu ini juga memiliki kekurangan sebagai berikut ini:

  1. Kurang menyukai perubahan
  2. Suka menghindari konflik
  3. Tidak menyukai konsep abstrak
  4. Sering mengabaikan perasaan dan kebutuhan diri sendiri
     Mereka juga menyukai lingkungan kerja yang tradisional, stabil, dan berisi orang-orang yang peduli dan mendukung kegiatan masing-masing. Kemampuan orang ISFJ mengingat detail tentang informasi seseorang, bahkan yang bersifat personal, membuat mereka sangat berguna ketika dimintai saran profesional. Karena orang berkepribadian ISFJ suka menyendiri alias introvert, banyak orang menyalahartikannya sebagai sikap egois dan sombong. Padahal, di dalam hati mereka sangat peduli terhadap orang lain, bahkan tidak segan memberi pertolongan tanpa pamrih. Sikap tanpa pamrih ini juga berpengaruh dalam kehidupan sosial mereka di kantor. Tidak jarang, hasil pekerjaan orang ISFJ dianggap remeh, atau bahkan dimanfaatkan oleh orang lain karena ia tidak mengharapkan imbalan maupun pujian apa pun. Soal lingkungan pertemanannya, orang ISFJ biasanya hanya sedikit memiliki teman dekat. Orang ISFJ akan sangat peduli pada orang yang dianggapnya dekat, dan melakukan apa pun demi teman-teman tersebut. Sikap asli orang-orang ISFJ juga bisa keluar ketika berada di peer yang membuatnya nyaman. Mungkin tidak semua penjelasan ini benar, tetapi aku dapat mengantisipasi beberapa hal yang memang menjadi kekurangan agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-18

Surabaya, 18 Mei 2020
-HY-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar