Jumat, 01 Mei 2020

Jika Kelak Engkau Membaca Tulisan Umi, Nak

Bismillah.
  
        Ada yang berbeda dengan Ramadan tahun ini. Di tahun 2020 ini, bulan Ramadan 1441 Hijriah jatuh pada tanggal 23 April lalu saat wabah penyakit corona melanda dunia. Situasi pandemi penyakit corona membuat banyak pekerja menjalankan aktivitas dari rumah, termasuk saya. Sekarang sudah memasuki pekan ketujuh saya bekerja dari rumah (work from home). Lingkungan pendidikan menjadi sektor yang tidak boleh beroperasi seperti biasa saat wabah corona masih melanda karena membuat keramaian. Mulai dari anak - anak Paud, TK, SD, SMP, SMA, dan mahasiswa perkuliahan semuanya menjalankan aktivitas dari rumah. 

           Apa yang membuat Ramadan ini terasa begitu berbeda? Bagi saya pribadi, keadaan ini adalah berkah. Bagaimana tidak? Saya bisa mendampingi anak - anak di rumah 24 jam, 7 hari dalam sepekan. Saya bisa menyaksikan si sulung (kakak) belajar puasa, bisa mendampingi sahur pertamanya, buka pertamanya, dan juga menemani aktivitasnya selama menjalankan ibadah puasa. Sejak hari pertama, si sulung sudah ikut sahur. Saya buatkan roti tawar yang diisi selai coklat lalu diselipkan satu lembar keju di dalamnya. Dengan membuat makanan kesukaannya, saya harap dia bisa antusias makan saat sahur. Ada sang adik yang juga ikut bangun dan makan saat sahur menambah semangatnya berpuasa. Keadaan ini terus berlangsung hingga hari ketiga berpuasa, kakak sahur dengan roti kesukaannya.

             Umi     : Kak, besok biar kuat puasanya, makan nasi ya?
 Kakak  : Iya mi, Kakak mau puasa kayak Umi.

Masya Allah, saya terharu mendengar kata - kata ini keluar dari mulut anak yang belum genap berusia lima tahun. Memang, sebelum Ramadan datang, anak - anak di KB - TK Al Amin mempunyai program - program agar semangat menyambut bulan mulia ini. Diantaranya, tugas menyanyikan Lagu "Ramadan Ku Rindu" yang liriknya berisi tentang kebahagiaan menanti dan menyambut Ramadan. Ada juga tugas berkisah tentang keutamaan dan kemuliaan di Bulan Ramadan lalu tugas membersihkan dan merapikan rumah bersama orang tua serta tugas membuat poster dan hiasan rumah bertemakan Ramadan juga menambah semangat anak - anak untuk berpuasa. 


Gambar tugas sekolah kakak dalam rangka menyambut bulan Ramadan 

          Setelah beberapa hari berpuasa hingga jam 10, akhirnya pada Hari Selasa 28 April 2020, kakak berhasil puasa setengah hari sampai azan zuhur berkumandang. Ada terbesit perasaan bangga melihatnya berbuka puasa saat itu. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, Engkau berkenan memberikan kesempatan kepadaku untuk bisa melihat momen ini. Jika dalam hari - hari biasa, mungkin saya akan melewatkannya karena sedang berada di kantor. 

           Terakhir, ada sebuah cerita yang semoga bisa kita ambil hikmahnya bersama dari anak umur 4 tahun ini. Suatu hari, kakak ingin berbuka puasa sedangkan lauk saat sahur tadi sudah habis. Hanya tersisa sayur lodeh di dapur. 

Umi: Umi goreng telur mata sapi ya buat Kakak?
Kakak: Ye ye, kakak dimasakin telur mata sapi sama Umi, ye yeee (sambil melonjak-lonjak kegirangan).

Begitu bahagianya dia dibuatkan telur mata sapi, masakan sederhana yang siapapun bisa membuatnya. Standar kebahagiaan anak kecil yang tidak terlalu tinggi menjadikannya senang sekali ketika dimasakkan telur. Nah, teman - teman, jika saat ini kita sedang merasa tidak bahagia, coba cek lagi standar kebahagiaan kita. Jangan - jangan kita sendiri yang terlalu tinggi dalam menetapkan standar itu. Seharusnya hal - hal sederhana saja bisa membuat kita bahagia. Melihat ada anak - anak dan suami saat bangun tidur, melihat tingkah pola mereka saat sedang bermain bersama merupakan kebahagiaan yang harus kita syukuri. 
Jadi, jangan lupa bahagia ya kawan

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-1


Surabaya, 1 Mei 2020
-HY-  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar