Senin, 04 Mei 2020

Di Rumah Saja

          Waktu subuh, saat dimana pikiran dipercayai masih sangat segar. Udara pun juga segar karena kendaraan masih belum terlalu banyak yang keluar rumah. Perasaan bahagia juga masih melekat kuat, menyaksikan orang - orang terkasih bangun di pagi hari. Rasanya ini menjadi waktu favoritku. Kegiatan menulis juga kulaksanakan setelah menunaikan salat subuh berjamaah. Ya, lagi - lagi salat subuh yang indah. Bisa berjamaah full team, kedua anakku kompak berdiri di sebelahku untuk bersama - sama melaksanan kewajiban umat muslim. Melihat si kecil tertatih - tatih mengikuti gerakan kami berdiri, rukuk, sujud, duduk, sujud lagi dan seterusnya menjadi momen yang indah untuk aku ingat.

      Memasuki Ramadan ke-11, hari ini kami awali dengan sahur bersama. Bangun jam 3, menyiapkan makan sahur keluarga, membuatkan kopi untuk suami tercinta sebagai usaha agar tidak mengantuk ketika pagi nanti berangkat ke kantor. Ya, sayangnya suamiku tidak full wfh, pekerjaannya di sektor layanan keuangan membuat kantornya tetap buka. Karyawan masih tetap masuk dengan mendapat jadwal bergantian bekerja di rumah. Pekan ini, hanya satu hari saja jadwal suamiku untuk bekerja dari rumah, sisanya, work from office. Untungnya, jam masuk dan pulang kerja disesuaikan dengan keadaan pandemi yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan sehingga suami dapat berbuka puasa di rumah. 

           Hari Senin, saatnya guru TK si kakak akan mengirimkan pesan lewat grup whatsapp mengenai tugas apa yang harus dikerjakan anak - anak di rumah. Biasanya dia akan memberikan tugas untuk setor hafalan juz 30, murojaah hadis dan doa sehari - hari yang sudah dihafalkan kakak di sekolahnya. Tidak lupa ada juga kegiatan mengaji tilawati agar kemampuan mengaji anak dapat terus meningkat. Jika sedang semangat, mudah saja bagiku untuk mengajak kakak mengerjakan tugasnya. Tetapi, jika sedang bad mood, aku harus pintar - pintar mencari cara agar dia mau mengerjakan tugas - tugas dari sekolah. Pernah suatu waktu, Senin beberapa waktu yang lalu, ada dua orang guru yang berboncengan datang ke rumah kami. Bu Zakiya menanyakan lewat telepon, rumah kakak di sebelah mananya musala karena mereka sudah berada di depannya. Rupanya, mereka mengantarkan buku diari Ramadan, buku latihan menulis huruf hijaiyah, buku aktivitas tambahan serta alat - alat tulis ananda agar tetap bisa berkreasi menggambar di rumah. Momen ini sangat kuingat, dengan memakai seragam kerja serba merah mereka datang mencari alamat rumah kami di tengah teriknya sinar matahari. Aku hanya bisa mendoakan, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan yang berlipat - lipat.

       Kegiatanku sendiri hari ini adalah mengajar online. Jika hari Senin, jadwalku padat, penuh. Mulai dari pagi hingga siang hari. Materi kuliah sudah siap, tinggal kukirimkan nanti kepada mahasiswa. Sejujurnya, untuk kegiatan belajar - mengajar ini, kami para dosen lebih menyukai kelas tatap muka langsung. Lebih mudah untuk menjelaskan dan langsung mendapatkan umpan balik dari para mahasiswa. Ekspresi wajah yang berbeda - beda dari tiap mahasiswa juga dapat kami tangkap dengan jelas. Mana mahasiswa yang antusias, paham dengan materi yang sedang dibahas, mana yang terlihat mengantuk, dan lain sebagainya. Dalam kelas daring, semuanya serba terbatas. Apalagi untuk mata kuliah praktikum dan workshop. Biasanya kami menggunakan peralatan yang ada di laboratorium untuk membuktikan sebuah teori. Saat ini, kami hanya bisa melakukan simulasinya di depan laptop masing - masing. Mahasiswa pun yang lokasinya berbeda - beda, terkadang juga ada yang mengalami kendala susah sinyal. Tetapi kami yakin, kami bisa melewati ini, keadaan akan kembali normal.

            Keadaan di rumah saja ini akan aku kenang selalu. Momen salat tarawih berjamaah setiap hari akan kurindukan. Sebisa mungkin, aku akan menghadirkan segenap pikiran, jiwa, dan raga saat sedang berada di rumah. Aku jadi teringat video kiriman seorang sahabat tentang mindfullness. Di kampus, aku mempunyai dua orang sahabat sesama introvert. Sepertinya menarik jika sewaktu - waktu aku akan menulis tentang mereka. Kembali ke konsep mindfullness, menjadi sadar pada status pikiran dan emosi kita pada momen sekarang adalah sebuah ide yang baik saat di rumah saja. Waktu terbaik kita adalah sekarang. Lakukan segera apa yang menurutmu baik sekarang juga. Karena sekarang tidak akan terulang lagi.

#inspirasiramadan
#dirumahaja
#flpsurabaya
#BERSEMADI_HARIKE-4


Surabaya, 4 Mei 2020
-HY-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar